Banyak sekali terjadinya fenomena
identitas diri melaui internet secara identitas nyata maupu identitas virtual
yang memungkinkan individu mengubah sama sekali identitas nyatanya ke sebuah
identtas lain yang sifatnya virtual dan karakteristik seseorang individu.
Saat
ini banyak sekali jejaring sosa yanfn bermunculan seperti Faceboo, Twitter,
Path , Instagram, dan lain-lain. Banyak orang yag menggunakan identitas palsu
atau bisa disebut anonim untuk mendafarkan diri / menjadi pengguna aktif dari
salah satu jejaring sosial. Antara lain faktor-faktor yang membuat seseorang
menggunakan identitas palsu adalah untuk menutup jejak didunia maya dan menjaga
repotasi harga diri.dimana seseorang ingin meuapkan emosinya di dunia maya,
tanpoa diketahui oleh orang lain siapa dia sebenarnya.
Karakteristik
seseoran akan terlihat berbeda, ketika dia berada di dunia nyata dengan disaat
dia sedang berada di dunia ejaring sosial. Disaat dunia nyata mungkin dilihat
karakternya sangat pendiam dan tidak mudah bergul atau tidak asik untuk diajak
berbicara, namun lain halnya ketika di sedang berada di dunia maya. Karakter
dia jadi mudah bergaul dan asik unuk diajak berbicara.
Dalam
jurnal yang dipaparkan oleh Vivi Safitri bahwa : Berdasarkan hasil pembahasan
dan analisa yang telah dilakukan serta sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Berdasaran uji korelasi dan regresi diperoleh fakta bahwa secara parsial tidak ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antara Variabel pemanfaatn e-learning terhadap prestasi belajar mahasiswa. Pada kondisi ini dpat dijelaskan secara parsial tidak terdapat pengaruh pemanfaatan e-learning terhadap prestasi belajar mahasiswa.
- Pengaruh secara parsial dari variabel pemanfaatna e-learning dengan kemampuan pemahaman mahasiswa berdasarkan uji yang telah dilakkan menunjukan adanya pengruh yang dignifikan.pada kondisi ini dapat dijelaskan secara parsial terhadap pegaruh e-learning terhadap kemampuan pemahaman mahasiswa.
- Hasil pengujian regresi yang dilakukan secara bersama-sama diperoleh hasil bahwa pengaruh secara bersam dari variabel pemaanfaatan e-leraning dengan prestasi belajar mahsiswa dn kmampuan pemahaan mhsiswa mnunjukan pengaruh yang signifikn dan positif .
Dalam jurnal perilaku penggunaan
internet pada kalangan remaja diperkotaan .
Berdasarkan hasil penelitian yag
dilakkan oleh Astutik Nur Qomariyah, mengenai perilaku penggunaan internet pada
kalangan remaja di perkotaan dengan berdasarkan pertanyaan penelitian yang
telah diajukan m, mk penelitian dapat menyimpulkan 3 hasil : Usia responden
saat pertama kali menggunakan internet
ialah pada usia 12 tahun. Rata-rata pada saat itu mreka memasuki kelas VII SMP, dimana tugas-tugas mereka yang diberikan
mengharuskan mencari sumber di internet sehingga mereka dituntk harus bsa
menggunakan internet. Sebagian besar remaja perkotaan dalam penelitian ini
mengungkapkan bahwa teman sebaya (peer groups) dijadikan sebagai
sumber belajar pertama kali berinternet bagi mereka, baik untuk bisa
melakukan aktivitas-aktivitas intenet tertentu yang lebih bersifat kesenangan
(seperti: chatting, bermain game online, membuat account di
salah satu situs social networking atau bahkan mengunjungi
situs-situs pornografi) maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis
yakni mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah. Berdasarkan
aspek intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih
sering mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat
fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan secara free (baik di
laboratorium komputer atau perpustakaan sekolah). Frekuensi internet yang
digunakan bagi remaja perkotaan yang sering mengakses internet di rumah
cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali mengakses internet lebih lama
dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering mengakses internet di tempat
lainnya, seperti: warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan
internet per bulan menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan
yang sering mengakses internet di rumah termasuk dalam kategori heavy
users (pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per
bulan). Sedangkan remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di
warnet dan memanfaatkan wifi area publik sebagai tempat akses internet mereka
dikategorikan sebagai medium users (pengguna internet yang
menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan). Sementara itu, bagi
remaja di perkotaan yang sering mengakses internet dengan memanfaatkan layanan
internet yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa pada umumnya mereka
tergolong sebagai light users(pengguna internet yang menghabiskan waktu
kurang dari 10 jam per bulan).Kalangan remaja di perkotaan menggunakan internet
untuk untuk empat dimensi kepentingan, yaitu : informasi(information
utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun activities),
komunikasi (communication), dan transaksi(transactions).