BAB I
PENDAHULUAN
“Dimensi Komunikasi” adalah proses penyampaian pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Penyampaian komunikasi biasanya menggunakan mulut, tetapi ternyata komunikasi yang efektif itu tidak hanya menggunakan mulut saja tetapi menggunakan ekspresi wajah, postur tubuh, dan kontak mata.
Pada dimensi komunikasi terdapat empat dimensi komunikasi yaitu isi, suara, jaringan komunikasi, dan arah komunikasi. Selain itu dimensi komunikasi juga terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, kami membuat ini agar dapat mengetahui bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif, serta untuk mengetahui apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam berkomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Komunikasi (Dimas Aprila)
Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio yang berarti, yang artinya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.
Terdapat beberapa pendapat para ahli tentang komunikasi, di antaranya adalah: Menurut Carl I Hoveland (Effendy, 1995:10) “Komunikasi adalah proses dimana seorang komunikator menyampaikan peransang untuk merubah tingkah laku orang lain”.
Menurut Edward Depari (Widjaja, 2000:13) “Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan dengan maksud mencapai kebersamaan (commons)”.
Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku dimensi-dimensi Komunikasi mendefinisikan bahwa: “Komunikasi adalah penyampaian lambang yang berarti oleh seseorang kepada orang lain, baik dengan maksud agar mengerti maupun agar berubah perilakunya”.
Unsur-unsur Komunikasi (Handoko Susanto)
Sumber, pengirim informasi yang bias terdiri dari satu orang, maupun kelompok. Sumber umumnya disebut sebagai Komunikator, Source, Sender, Encode.
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima yang dapat disampaikan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Pesan disebut juga sebagai Massage.
Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima pesan bisa satu atau lebih. Penerima bisa disebut Komunikan, Audience, Receiver.
Efek adalah perbedaan antara apa yang difikirkan, disesuaikan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.
Umpan balik adalah salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari penerima.
Faktor-faktor yang Memperlancar dan Menghambat Komunikasi (Priyo Pambudi)
Faktor-faktor yang memperlancar komunikasi:
Saling Membutuhkan
Menggunakan Media
Menggunakan Bahasa yang Mudah dipahami
Waktu yang Cukup
Menguasai Metode Penyampaian
Faktor-faktor yang menghambat komunikasi
Keterbatasan waktu tidak sempat berkomunikasi, tergesa-gesa dalam berkomunikasi, artinya tidak memenuhi persyaratan komunikasi
Jarak Psikologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status yaitu status sosial maupun status dalam pekerjaan,
Evaluasi dini seringkali orang sudah berprasangka atau menarik kesimpulan sebelum menerima, menggalang keseluruhan informasi atau pesan dan mencemari menghambat komunikasi yang baik,
Lingkungan yang tidak mendukung
Suhu, panas atau dingin akan mengganggu komunikasi,
Ribut, lingkungan fisik yang tidak mendukung,
Keadaan fisik, perasaan pengirim pesan berpengaruh terhadap suksesnya komunikasi, misalnya:
Komunikator bermasalah pribadi akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya juga kacau.
Komunikator yang sakit fisik seperti suara sengau, gagap, dan sebagainya, akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak jelas tertangkap oleh sasaran
Keadaan si penerima pesan sama dengan komunikator, maka keadaan komunikan sangat mempengaruhi pula komunikasi, misalnya: Keadaan/perasaannya, Kesehatan fisiknya, Memiliki cacat dan lain lain.
Referensi:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22211/3/Chapter%20II.pdf
Anggota:
Dimas Aprila
Handoko Susanto
Priyo Pambudi
Jumat, 02 Oktober 2015
Kamis, 01 Oktober 2015
Tugas Pengantar Psikologi Manajemen dan Organisasi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manajemen, kerap kita dengar didalam ilmu-ilmu
ekonomi. Tapi didalam ilmu Psikologi juga terdapat ilmu manajemen. Oleh karena
itudalam pembahasan kali ini saya akan mecoba untuk memberikan penjelasan
tentang psikolagi manajemen
.
2. Rumusan Masalah
·
Apa itu Psikologi Manajemen ?
·
Apa itu Oragnisasi ?
3. Tujuan Pembahasan
Untuk Mengetahui apa itu Psikologi Manajemen
dan Organisasi itu sendiri
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Psikologi Manajemen
Menurut Stoner, manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Lalu, apa kaitannya dengan psikologi? Dengan dikemukakan dan
dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan
yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Mengapa demikian?
Pasalnya, ilmu psikologi memang berpusat pada manusia. Ilmu psikologi mampu
melakukan intervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap
kerja, keterampilan, dan sebagainya dengan berbagai macam teknik dan metode,
sehingga SDM mampu mencapai tahap yang paling optimal dalam tujuannya
meningkatkan produktivitas perusahaan.
Berikut ini merupakan 4 fungsi utama dalam
manajemen:
a. Perencanaan (planning)
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan
untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan
strategi yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Kegiatan
dalam fungsi perencanaan:
- Menetapkan tujuan dan target bisnis
- Merumuskan strategi dan tujuan dan target
bisnis
- Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
- Menentukan standar/indikator keberhasilan
dalam pencapaian tujuan target dan bisnis
b. Pengorganisasian (organizing)
Proses yang menyangkut bagaimana strategi yang
telah dirumuskan dalam perencanaan di desain dalam sebuah struktur organisasi
yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif dan
dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara
efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan dalam fungsi
pengorganisasian:
- Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan
menetapkan tugas dan menetapkan prosedur
yang diperlukan.
- Menetapkan struktur organisasi yang
menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab.
- Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan
dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja.
- Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada
posisi yang paling tepat.
c. Pengarahan (directing)
Proses implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran
dan produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam fungsi pengarahan:
- Mengimplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja
secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
- Memberikan tugas dan penjelasan rutin
mengenai pekerjaan.
- Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
d. Pengawasan (controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh
rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Kegiatan dalam fungsi pengawasan:
- Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian
tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah di tetapkan.
- Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi
atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.
- Melakukan berbagai alternatif solusi atas
berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.
2.
Organisasi
Menurut Giffin, Organisasi merupakan sekelompok
orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai
serangkaian tujuan tertentu. Sedangkan menurut Ernie & Kurniawan,
Organisasi merupakan sekumpulan orang atau sekelompok yang memiliki tujuan
tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerjasama.
Ada 2 jenis organisasi, berikut penjelasannya:
1.
Organisasi Profit
Organisasi yang mempunyai tujuan untuk
mendapatkan profit/laba. Biasanya merupakan perusahaan besar seperti perusahaan
manufaktur bank, perusahaan asuransi, koperasi, dll.
2.
Organisasi Nonprofit
Organisasi yang mempunyai tujuan tidak untuk
mendapatkan profit/laba. Misalnya, pemerintah pusat, pemerintah daerah,
pemerintah kota, yayasan social, dll.
BAB III
ANALISA
1. Beberapa manfaat dari psikologi manajemen:
Untuk mendapatkan pemecahan bagi
masalah-masalah yang penting berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia di
dalam proses manajemen.
2. Agar dunia manajemen mampu menggunakan
prosedur-prosedur yang lebih relevan/tepat untuk memecahkan masalah-masalah
kemanusiaan.
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang
bagaimana mengatur/me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Referensi
Leavitt, Harold J. (1992). Psikologi Manajemen.
Jakarta: Erlangga.
http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/28361/Psikologi+Manajemen+Rini.ppt.
Jumat, 19 Juni 2015
Kesehatan Mental
Judul: Hubungan Interpersonal & Cinta dan Perkawinan
Tugas III
Nama: Priyo Pambudi
Kelas: 2PA13
NPM: 12513479
Hubungan Interpersonal & Cinta dan Perkawinan
I. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah suatu aktivitas komunikasi dimana kita bukan hanya sekedar menyampaikan pesan. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan isi dari pesan tersebut, tetapi kita juga memperhatikan hubungan yang sedang terjalin.
A.Model-model Hubungan Interpersonal.
Ada 4 macam hubungan interpersonal, berikut penjelasannya:
1. Model Pertukaran Sosial (Social Exchange Model)
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
2. Model Peranan (Role Model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Di sini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki keterampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
3. Model Permainan (Games People Play Model).
Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu:
a. Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
b. Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional).
c. Kepribadian anak.
(kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan). Pada interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit suami dan merawatnya (kepribadian orang tua).
4. Model Interaksional (Interactsional Model)
Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
B. Memulai Hubungan
Tahap-tahap dalam hubungan interpersonal.
berikut penjelasannya:
1.Pembentukan.
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya.Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain.Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
2.Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a. Keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator).
b. Kontrol (kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasin dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
c. Respon yang tepat (feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d. Nada emosional yang tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung).
C. Hubungan Peran.
Dalam suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan atau mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan langgeng atau awet, justru se- baliknya setiap pasangan tidak merasakan kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah hubung-an tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun hubungan yang harmonis dan langgeng.
II. Cinta dan Perkawinan
A. Memilih Pasangan
Banyak
Orang yang pikirannya terlalu pendek dalam hal memilih pasangan sehingga gagal dalam pernikahannya. Prinsipnya adalah jika hanya berpedoman pada hal-hal yang sifatnya duniawi (kecantikan atau ketampanan dan kekayaan) maka akan sangat sulit dalam menjalani hari-hari berumah tangga nantinya. Karena semua itu hanya bersifat sementara dan sangat mudah berubah. Jika jatuh cinta hanya karena melihat dari segi kecantik- an atau ketampanan dan kekayaan, maka cinta tersebut akan sangat mudah ber- kurang bahkan hilang. Jika memang cinta pada seseorang maka lahirlah ketampanan atau kecantikan, bukan sebaliknya. Masalah fisik, banyak yang berkata bahwa wanita cantik hanya pan-tas untuk laki-laki tampan, begitu pula sebaliknya.
Dan apa yang terjadi ketika teman kita yang mungkin tak begitu cantik mendapatkan suami yang tampan dan juga kaya, maka kita biasanya akan protes. Kita merasa bahwa dirinya tak pantas dan kitalah yang lebih pantas. Dalam memilih pasangan yang paling tepat sebagai pasangannya. Maka dari itu harus benar-benar diperhitungkan ketika me- milih pasangan yang baik.
B. Hubungan dalam Perkawinan
1. Romantic Love
Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang meng- gebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan ber- sama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
2. Dissapointment or Distress
Di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing.
Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahan-kan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
3. Knowledge and Awareness
Pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
4. Transformation
Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
5. Real Love
“Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
C. Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak. Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
D. Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan. Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama. Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati, menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi kan pengalaman, tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik lagi dari pernikahan sebelumnya.
E. Alternatif selain Pernikahan
Hidup di dalam kesendirian memang tidak mudah untuk dijalani. Namun ini adalah suatu pilihan yang diambil di kala orang sudah putus asa untuk membina suatu hubungan perkawinan. Misalnya seorang wanita yang sudah lebih dari satu kali menikah dan gagal. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak bersuami dan mengurus anak – anaknya sendiri. Ia merasa mampu karena ia pun seorang wanita karir yang memiliki penghasilan yang cukup. Namun meskipun demikian, seseorang yang menjalani single life pasti mengalami loneliness atau rasa kesepian. Terlebih ketika ia sudah lanjut usia dan anak – anaknya sudah berkeluarga.
Daftar Pustaka:
http://www.psychologymania.com/2013/04/teori-hubungan-interpersonal.html
http://pemulihanjiwa.com/teori-teori-hubungan-interpersonal-2.html
Wirawan, Sarlito S. 2002. Individu dan teori-teori psikologi social. Jakarta: Balai Pustaka
Dayakisni, Tri. 2006. Psikologi social. Edisi revisi. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang
Aronson ,Elliot .(2005).social psychology .upper saddle river :person prentice hall
Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner., (2009). teori - teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius
Jalaluddin Rakhmat (1998): Psikologi Komunikasi, Edisi 12, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
http://21juli1991.blogspot.com/2013/05/hubungan-interpersonal.html
https://winaudina.wordpress.com/2014/06/19/tugas-ke-3-kesehatan-mental-hubungan -interpersonal-cinta-dan-pernikahan/
www.dudung.net/artikel-bebas/cinta-dan-perkawinan-menurut-plato.html?
Makalah ini dikembangkan dari 3 tulisan penulis: (1) Perkawinan Buletin Dakwah, No. 11 Thn. XXII, 18 Maret 2005], (2) Perdamain di Kalangan Ummat Buletin Dakwah, No. 12 Thn. XXXII, 25 Maret 2005, dan (3) Perceraian Buletin Dakwah, No. 31 Thn. XXXII, 5 Agustus 2005.
Miftachr, 2010. Pengertian Munakahat Pernikahan, Artikel, (Tersedia online di http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/04/pengertian-munakahat-pernikahan/ diakses pada tanggal 6 Mei 2011).
http://elsamariso.blogspot.com/2013/05/tulisan-3-cinta-dan-perkawinan.html
http://rrestiyani.blogspot.com/2013/06/cinta-dan-perkawinan.html
https://winaudina.wordpress.com/2014/06/19/tugas-ke-3-kesehatan-mental-hubungan -interpersonal-cinta-dan-pernikahan/
Langganan:
Postingan (Atom)